Siang berpotensi menjadi malam. Malam berpotensi menjadi siang. Yang sakit berpotensi menjadi sembuh. Yang sehat berpotensi menjadi sakit. Kelahiran berpotensi menjadi kematian. Gelap berpotensi menjadi terang. Yang muda berpotensi menjadi tua. Yang miskin berpotensi menjadi kaya. Yang kaya berpotensi menjadi miskin. Kegelisahan berpotensi menjadi ketenangan. Permusuhan berpotensi menjadi perdamaian. Kehancuran berpotensi menjadi kebangkitan. Kebencian berpotensi menjadi kasih sayang. Kepalsuan berpotensi menjadi kejujuran. Keangkuhan berpotensi menjadi kelembutan. Ketidak berdayaan berpotensi menjadi kekuatan. Kekecewaan berpotensi menjadi kepuasan. Ketidak pedulian berpotensi menjadi perhatian. Dendam berpotensi menjadi cinta kasih.
Semua nya berpotensi,lalu apakah selama ini diri ini sudah bisa menerima kenyataan? Ternyata tidak !!.
Diri ini adalah tempat dari ego dan nafsu. Diri ini belum sepenuh nya mengenal Sang Kekasih. Sang Kekasih dari diri ini adalah Sang Pencipta. Kekasih yang selalu setia menghibur. Diri ini selalu mengedepan kan ego,diri ini pun sadar ego selalu mengakibat kan penderitaan. Tapi kenapa diri ini selalu mencari dan mencari kesalahan dari luar diri ini,padahal di dalam diri ini lah letak dari segala rasa dan konflik. Bukan dari luar,bukan dari dia,bukan dari mereka dan bukan dari kalian tapi dari diri ini lah semua nya itu bersumber.
Diri ini selalu berharap kebahagiaan,dan harapan akan tinggal harapan karena yang menentukan semua nya bukanlah diri ini. Dia Sang Kekasih yang menentukan semua nya. Dan ego diri ini pun kembali bangkit saat harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Setiap kekecewaan setiap amarah dari diri ini adalah ego. Ego yang bermuara,ego yang berkeliaran,ego yang berkuasa. Diri ini pun akan berjalan bagai air mengalir di sungai.
Dengan di bekali karma,diri ini berusaha menjinakan segala ego. Karena ego diri ini tidak akan bisa menyatu dengan Sang Kekasih. Sang Kekasih adalah kebahagiaan yang kekal dan abadi.
Diri ini pun tidak takut akan kematian,karena hanya dengan kematian lah diri ini akan bertemu dan menyatu dengan Sang Kekasih. Tidak kemana mana tetapi berada di mana mana Sang Kekasih selalu berada.
Dalam jiwa suci Sang Kekasih bertahta.
Diri ini ternyata belum mengenal Sang Kekasih.
Dan dengan menjinak kan ego dan keangkuhan diri ini itulah satu satu nya jalan untuk mengenal Tuhan.
Tuhan Sang Kekasih akan menyatu dengan jiwa jiwa yang suci.
Mereka yang hidup dalam lingkaran ego,akan selalu menderita. Tidak ada rasa puas dalam diri nya yang ada hanya mengejar dan mengejar. Dunia bagai api neraka.
Mereka yang mengejar akan selalu kecewa. Mengejar harta mereka pun akan di kecewakan oleh harta.
Mereka yang mengejar tahta akan di kecewakan oleh tahta nya. Mereka yang mengejar cinta akan di kecewakan juga oleh cinta. Dengan berhenti mengejar berarti telah menemukan. Bukan dari luar tapi dari dalam diri ini semua nya bisa di temukan.
Mereka yang masih mendasari diri mereka dengan ego akan selalu merasa tersakiti. Walau sebenar nya yang menyakiti bukan lah dari diri luar mereka. Ego merekalah yang tersakiti.
Rasa kecewa,amarah,benci,emosi semua nya bersumber dari diri sendiri,dari ego bukan dari luar.
Hanya dengan perenungan instropeksi diri,ego ini bisa di jinak kan. Tidak mencari kesalahan dari luar tapi mencari dari dalam diri sendiri.
Kedamaian pun akan di rengkuh apabila bisa mengenal kelemahan diri.
Hidup damai bersama Kasih Ilahi.
Sebuah kesalahan besar bagi mereka yang mencari dan mengejar kedamaian dari luar diri mereka.
Kedamaian tidak berada di luar jiwa tapi ada di dalam jiwa.
Mereka yang berjiwa besar adalah orang orang yang selalu instropeksi diri.
Mereka selalu menemukan kesalahan dan kelemahan dalam diri nya.
Tidak mencela,tidak membenci,tidak menyalahkan,tidak mengadu domba,tidak ada dendam.
Selalu memberi maaf,menebar cinta kasih nya.
Ini adalah ciri dari mereka yang berjiwa besar yang telah menemukan kedamaian.
Tiada rasa takut,tiada kecewa,tiada penyesalan bagi mereka yang telah bisa menjinak kan ego nya.
Setiap hal yang di lakukan selalu di dasari nurani yang suci.
Semua nya berpotensi,lalu apakah selama ini diri ini sudah bisa menerima kenyataan? Ternyata tidak !!.
Diri ini adalah tempat dari ego dan nafsu. Diri ini belum sepenuh nya mengenal Sang Kekasih. Sang Kekasih dari diri ini adalah Sang Pencipta. Kekasih yang selalu setia menghibur. Diri ini selalu mengedepan kan ego,diri ini pun sadar ego selalu mengakibat kan penderitaan. Tapi kenapa diri ini selalu mencari dan mencari kesalahan dari luar diri ini,padahal di dalam diri ini lah letak dari segala rasa dan konflik. Bukan dari luar,bukan dari dia,bukan dari mereka dan bukan dari kalian tapi dari diri ini lah semua nya itu bersumber.
Diri ini selalu berharap kebahagiaan,dan harapan akan tinggal harapan karena yang menentukan semua nya bukanlah diri ini. Dia Sang Kekasih yang menentukan semua nya. Dan ego diri ini pun kembali bangkit saat harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Setiap kekecewaan setiap amarah dari diri ini adalah ego. Ego yang bermuara,ego yang berkeliaran,ego yang berkuasa. Diri ini pun akan berjalan bagai air mengalir di sungai.
Dengan di bekali karma,diri ini berusaha menjinakan segala ego. Karena ego diri ini tidak akan bisa menyatu dengan Sang Kekasih. Sang Kekasih adalah kebahagiaan yang kekal dan abadi.
Diri ini pun tidak takut akan kematian,karena hanya dengan kematian lah diri ini akan bertemu dan menyatu dengan Sang Kekasih. Tidak kemana mana tetapi berada di mana mana Sang Kekasih selalu berada.
Dalam jiwa suci Sang Kekasih bertahta.
Diri ini ternyata belum mengenal Sang Kekasih.
Dan dengan menjinak kan ego dan keangkuhan diri ini itulah satu satu nya jalan untuk mengenal Tuhan.
Tuhan Sang Kekasih akan menyatu dengan jiwa jiwa yang suci.
Mereka yang hidup dalam lingkaran ego,akan selalu menderita. Tidak ada rasa puas dalam diri nya yang ada hanya mengejar dan mengejar. Dunia bagai api neraka.
Mereka yang mengejar akan selalu kecewa. Mengejar harta mereka pun akan di kecewakan oleh harta.
Mereka yang mengejar tahta akan di kecewakan oleh tahta nya. Mereka yang mengejar cinta akan di kecewakan juga oleh cinta. Dengan berhenti mengejar berarti telah menemukan. Bukan dari luar tapi dari dalam diri ini semua nya bisa di temukan.
Mereka yang masih mendasari diri mereka dengan ego akan selalu merasa tersakiti. Walau sebenar nya yang menyakiti bukan lah dari diri luar mereka. Ego merekalah yang tersakiti.
Rasa kecewa,amarah,benci,emosi semua nya bersumber dari diri sendiri,dari ego bukan dari luar.
Hanya dengan perenungan instropeksi diri,ego ini bisa di jinak kan. Tidak mencari kesalahan dari luar tapi mencari dari dalam diri sendiri.
Kedamaian pun akan di rengkuh apabila bisa mengenal kelemahan diri.
Hidup damai bersama Kasih Ilahi.
Sebuah kesalahan besar bagi mereka yang mencari dan mengejar kedamaian dari luar diri mereka.
Kedamaian tidak berada di luar jiwa tapi ada di dalam jiwa.
Mereka yang berjiwa besar adalah orang orang yang selalu instropeksi diri.
Mereka selalu menemukan kesalahan dan kelemahan dalam diri nya.
Tidak mencela,tidak membenci,tidak menyalahkan,tidak mengadu domba,tidak ada dendam.
Selalu memberi maaf,menebar cinta kasih nya.
Ini adalah ciri dari mereka yang berjiwa besar yang telah menemukan kedamaian.
Tiada rasa takut,tiada kecewa,tiada penyesalan bagi mereka yang telah bisa menjinak kan ego nya.
Setiap hal yang di lakukan selalu di dasari nurani yang suci.